Rabu, 13 Oktober 2010

OBAT DAN SUPLEMEN YANG DIBERIKAN PADA IBU HAMIL



  1. Asam Folat
Asam Folat juga penting dalam membantu pembelahan sel. Asal Folat juga bisa mencegah Anemia dan menurunkan resiko terjadinya NTD (Neural Tube Effects) dan sebagai antidepresan.
Kekurangan Asam Folat menyebabkan bayi lahir dengan Bibir Sumbing, Bayi lahir dengan berat badan rendah, Down’s Syndrome, dan Keguguran. Bayi mengalami kelainan pembuluh darah, rusaknya endotel pipa yang melapisi pembuluh darah, menyebabkan lepasnya plasenta sebelum waktunya.
Kelainan lainnya adalah bayi mengalami gangguan buang air besar dan kecil, anak tidak bisa berjalan tegak dan emosi tinggi. Pada anak perempuan, saat dewasa tidak mengalami menstruasi. Pada ibu hamil, kekurang Asam Folat menyebabkan meningkatnya resiko Anemia, sehingga ibu mudah lelah, letih, lesu dan pucat.
Sumber makanan yang mengandung Asam Folat dalah Hati Sapi (liver), brokoli, jeruk, bayam, dan sebagainya. Roti dan Susu juga mengandung Asam Folat tinggi karena kini susu dan tepung terigu telah difortifikasi mengandung Asam Folat. Kebutuhan Asam Folat untuk ibu hamil dan usia subur sebanyak 400 mikrogram/hari atau sama dengan 2 (dua) Gelas Susu. Mengkonsumsi Asam Folat tidak hanya ketika hamil, tetapi sebelum hamil juga sangat dianjurkan. Banyak negara telah melakukan kebijakan dalam pengurangan NTD dengan memwajibkan ibu mengkonsumsi Asam Folat.
  1. Vitamin B6
Vitamin B6 atau yang dikenal juga sebagai piridoksin adalah golongan Vitamin B. Pada wanita hamil memerlukan vitamin B6 sejumlah 1.9 miligram yang membantu untuk membentuk antibodi, sel darah merah, dan neurotrasmiter.
Menurut beberapa penelitian diduga dengan konsumsi vitamin B6 akan membantu mengurangi rasa mual - muntah pada beberapa wanita, tetapi tidak pada semua wanita.Dan para ahli sendiri masih belum mengetahui dengan pasti bagaimana Vitamin B6 berpengaruh untuk mengatasi rasa mual ini.
Untuk mengatasi rasa mual - muntah saat kehamilan, dosis vitamin B6 yang diperlukan lebih besar, dimana dosis yang dianjurkan yaitu 10 mg untuk 3-4 kali sehari.
Vitamin B6 juga dapat anda konsumsi dari berbagai variasi makanan seperti pisang, sereal, kentang, ikan, ayam , gandum, jagung, kacang-kacangan.

  1. Zat Besi
Zat besi merupakan mineral yang diperlukan oleh semua sistem biologi di dalam tubuh. Besi merupakan unsur esensial untuk sintesis hemoglobin, sintesis katekolamin, produksi panas dan sebagai komponen enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk produksi adenosin trifosfat yang terlibat dalam respirasi sel. Zat besi dapat disimpan di hepar, lien dan sumsum tulang. Sekitar 70% zat besi yang ada di dalam tubuh berada dalam hemoglobin dan 3%  dalam mioglobin (simpanan oksigen intramuskuler). Defisiensi zat besi akan mengakibatkan anemia yang menurunkan jumlah maksimal oksigen yang dapat dibawa oleh darah. Seorang wanita yang mengalami anemia biasanya tampak sangat letih, kehilangan selera makannya dan merasa tidak mampu untuk mengatasi berbagai masalah. Tanpa diobati, penyakit anemia dapat berlanjut pada keadaan gagal jantung. Karena itu, kita harus menyadari bahwa gejala sesak nafas dan takikardia dapat disebabkan oleh anemia dan tidak selalu berhubungan dengan kehamilan ibu.
            Pada orang yang sehat, kehilangan zat besi dari tubuh adalah 1-2mg/hari. Zat besi yang hilang ini akan digantikan oleh asupan zat besi rata-rata per hari yang di negara maju berkisar sekitar 15-20mg. Sumber zat besi yang baik meliputi daging merah, telur, jenis sayuran tertentu (seperti bayam) dan sereal atau biji-bijian yang utuh. Sebagian besar zat besi yang terdapat dalam makanan memiliki bentuk feri (Fe3+). Sekret lambung akan melarutkan zat besi dari makanan sehingga mempermudah proses reduksi menjadi bentuk fero ((Fe2+). Proses ini merupakan proses fisiologi yang penting karena zat besi hanya dapat diserap dalam bentuk fero. Normalnya, penyerapan zat besi akan diatur dengan teliti sehingga jumlah zat besi yang diserap hanya cukup untuk menggantikan zat besi yang hilang. 3-10% asupan zat besi setiap harinya akan diserap. Penyerapan ini terutama berlangsung dalam duodenum bagian proksimal tempat sel-sel mukosa mengatur efisiensi penyerapan zat besi.
            Jumlah zat besi yang diserap akan bergantung pada sejumlah faktor seperti kandungan makanan, simpanan zat besi dalam tubuh, kecepatan produksi sel darah merah dan apakah pasien meminum zat besi atau tidak.
            Jika simpanan zat besi dalam tubuhnya rendah, penyerapan akan meningkat sampai 30% bahkan 70%  pada kehamilan yang lanjut ketika zat besi yang diekstraksi oleh sel-sel mukosa usus dengan proporsi yang lebih besar bisa diangkut lewat mekanisme pembawa dalam plasma darah. Bila di dalam tubuh simpanan zat besinya tinggi, sel-sel mukosa hanya mengangkut sejumlah kecil zat besi ke dalam plasma. Di dalam plasma, zat besi akan terikat dengan protein pengangkut, yaitu transferin. Sebagian besar zat besi disimpan dalam sel sebagai feritin. Feritin merupakan bentuk simpanan zat besi dalam jaringan, dan ditemukan dalam sel-sel yang melapisi usus, hati, ginjal, lien serta sumsum tulang. Pengukuran kadar feritin serum menghasilkan suatu indeks simpanan besi dalam jaringan. Untuk memperbarui simpanan zat besi tersebut diperlukan asupan zat besi per oral yang kontinu selama beberapa bula sesudah konsentrasi hemoglobin diperbaiki.
            Keseimbangan zat besi diatur oleh penyerapannya, akan tetapi, tidak ada mekanisme yang sederhana untuk mengatur eliminasi zat besi terutama bergantung pada rontoknya sel-sel mukosa yang melapisi usus. Karena itu, pemberian zat besi yang berlebihan pada orang yang rentan akan menimbulkan kelebihan zat besi yang dinamakan hemosiderosis/hemokrematosis. Di eropa terdapat 12-13% wanita yang heterozigus dan 0,3-0,5 % yang homozigus untuk gen hemokromatosis. Jika para wanita ini mengkonsumsi zat besi ( dalam bentuk tablet ) dengan dosis yang tinggi, mereka dapat mengalami kelebihan beban zat besi yang akan merusak hati dan pankreas. Beberapa penyelidikan yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan bahwa gen-gen ini meningkatkan kerentanan terhadap kelebihan zat besi pada gagal ginjal

Zat besi pada kehamilan
            Ekstra zat besi yang diperlukan pada kehamilan. Zat besi pada kehamilan dengan janin tunggal adalah:
            200-600 mg untuk memenuhi masa sel darah merah;
            200-370 mg untuk janin yang bergantung pada berat lahirnya;
            150-200 mg untuk kehilangan eksternal,
            30-170 mg   untuk tali pusat dan plasenta
            90-310 mg   untuk meagantikan darah yang hilang pada saat melahirkan
            Dengan demikian, kebutuhan total zat besi pada kehamilan berkisar antara 580-1340 mg dan 440-1050 mg diantaranaya akan hilang dalam tubuh ibu pada saat melahirkan.
Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil memerlukan rata-rata 3,4 sampai 4 mg zat besi per hari. Kebutuhan ini akan meningkat secara signifikan dalam trimester terakhir, yaitu rata-rata 2,5 mg/hari pada wal kehamilan menjadi 6,6 mg/hari. Zat besi yang tersedia dalam makana berkisar dari 0,9 hingga 1,8 mg/hari dan ketersediaan ini bergantung pada kecukupan dietnya. Karena itu, pemenuhan kebutuhan pada kehamilan memerlukan mobilitas simpanan zat besi dan peningkatan absorpsi zat besi. Meskipun absorpsi zat besi meningkat. Cukup besar selama kehamilan, namun bila kehamilan yang satu dengan lain memiliki jarak yang cukup dekat dan/ atau bila simpanan zat besinya rendah, maka asupan zat besi yang cukup hanya daspat dipenuhi lewat suplementasi. Hanya pada keadaan yang sangat ekstrem, bayi akan lahir dengan defisiensi zat besi.
Laktasi juga meningkatkan kebutuhan zat bessi, jika seorang ibu mengalami penipisan zat besi postpartum, bayinya mungkin memerlukan terapi profilaksis zat besi. Bayi dengan berat lahir yang rendah, khususnya yang dilahirkan lewat cecar, dapat membutuhkan suplemen zat besi. Anemia pada anak-anak pernah disertai dengan kesulitan perilaku dan belajar.

Anemia pada kehamilan
Konsentrasi feritin yang rendah, khususnya dalam trimester pertama, berkaitan dengan peningkatan vaskularisasi serta ukuran plasenta, retardasi pertumbuhan intra uteri dan berat lahir yang rendah. Diagnosis anemia pada kehamilan akan dipersulit oleh perubahan hormonal pada indikator hematologi :
  • Sintesis transperin meningkat sehingga terjadi penurunan saturasi transferin
  • Produksi feritin menurun, hasil pengukuran dibawah 12 microgram/liter dianggap sebagai indikasi defisiensi zat besi pada kehamilan.
  • Hemodilusi meningkat.

Cara tubuh menangani zat besi
Absorpsi zat besi mengalami peningkatan jika terdapat asam di dalam lambung. Keberadaan asam ini daapat ditingkatkan dengan :
·         Minum tablet zat besi dengan makan daging atau ikan yang menstimulasi produksi asam lambung.
·         Memberikan tablet zat besi bersama tablet asam akrobat (vitamin C) 200mg atau bersama jus jeruk.
Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air dan jarang bertumpuk di dalam tubuh. Akan tetapi, penggunaan vitamin c dengan dosis tinggi dapat menyebabkan batu ginjal atau memicu krisis sel sabit pada orang yang rentan. Hasil pemeriksaan glukosa dapat dikaburkan dengan pengunaan dosis tinggi. Karena itu, dosis 200 mg hingga maksimal hingga 500 mg/hari merupakan dosis yang dianjurkan untuk diberikan bersama tablet zat besi. Usus hanya mampu menyerap 40-60 mg zat besi /hari, bahkan pada penderita anemia berat sekalipun. Dosis yang tinggi hanya meningkatkan efek samping gastrointestina.

Efek samping terapi zat besi
  1. Efek samping gastrointestinal
Dapat menyebabkan mual muntah, keram lambung, nyeri ulu hati dan konstipasi. Minum tablet besi pada saat makan atau segera sesudah makan dapat mengurangi gejala mual yang menyertainya tetapi juga akan menurunkan jumlah zat besi yang dikonsumsi. Kepada wanita yang menggunakan zat besi harrus diingatkan bahwa tinjanya dapat menjadi hitam selama menjalani terapi zat besi, keadaan ini dapat menutupi setiap perdarahan gastrointestina
  1. Defisiensi micronutrient
Absorpsi zink dalam kalsium dapat menurun dengan pemberian tablet zat besi. Defisiensi zink pernah disertai dengan anemia, absorpsi folat yang jelek, retardasi pertumbuhan intra uteri, partus prematur, berat lahir rendah dan kesembuhan luka yang buruk. Gangguan keseimbangan zink lebih cenderung terjadi pada vegetarian, perokok dan peminum berat. Akan tetapi, suplementasi zink yang berlebih akan menyebabkan iritasi lambung, aterosklerosis dan anemia yang terjadi nsekunder karena defisiensi tembaga. Zat besi dapat meningkatkan kebutuhan terhadap mikronutrient lain dengan menstimulasi pembentukan sel darah merah yang juga meningkatkan kebutuhan tubuh terhadap asam folat.

Kelebihan Zat Besi
            Hasil akhir yang merugikan kehamilan lebih cenderung terjadi bila kadar hemoglobin ibu turun sehingga berada diluar kisaran 10,4-13,2 gr/100 ml. Kadar hemoglobin yang lebih tinggi akan meningkatkan viskositas darah. Ini akan menggangu aliran darah pada plasenta serta merupakan predisposisi untuk timbulnya koagulasi.

  1. Vitamin C
            Vitamin C diberikan untuk penyerapan zat besi dalam tubuh ibu hamil dan meningkatkan daya tahan tubuh ibu hamil. Mulai diberikan bersamaan dengan pemberian tablet besi, dengan dosis yang dianjurkan 50 mg per hari.Sumbernya yaitu : buah – buahan dan sayur – sayuran.

  1. Kalsium
Kalsium merupakan salah satu zat yang dibutuhkan ibu hamil. Karena kalsium akan diperlukan dalam pembentukan tulang dan gigi janin. Jika cadangan kalsium yang dimiliki ibu hamil tidak mencukupinya, maka janin akan mengambil cadangan kalsium yang dimiliki tulang dan gigi ibu. Akibatnya ibu hamil akan sering mengalami keluhan sakit gigi maupun nyeri pada ototnya.
Secara alamiah, saat hamil wanita sudah memiliki cadangan kalsium yang cukup untuk pembentukan tulang dan gigi janin. Hanya saja, jika terjadi kekurangan, kemungkinan besar karena kurangnya asupan gizi saat hamil dan terlalu lelah. Dalam kondisi normal, wanita hamil sudah memiliki cadangan khusus. Namun, jika kondisi lelah, kurang tidur dan makan, ini bisa menyebabkan kontraksi otot.
Kalsium semakin dibutuhkan ibu hamil saat memasuki trimester kedua dan ketiga kehamilan. Pada masa inilah janin mulai tumbuh dengan pesat, terutama pembentukan tulang dan giginya. Kebutuhannya sekitar 1.200 mg per hari sama dengan mengonsumsi 2 gelas susu atau 125 g keju, jauh lebih banyak di banding kebutuhan kalsium selama tidak hamil yang hanya 1.000 mg per hari.
Untuk sumber kalsium sendiri ada banyak sumber kalsium. Di antaranya telur, susu, ikan teri, ikan salmon, sardin, sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan (kacang kedelai, kacang tanah) dan wijen. Bila kebutuhan akan kalsium tidak terpenuhi, janin akan mengambil cadangan kalsium dari tulang ibu. Akibatnya, rangka tulang akan cepat rapuh karena terjadi demineralisasi dan ibu akan mengalami keropos tulang dini. Sedangkan dampak kekurangan kalsium secara langsung pada janin tak ada.Untuk mengetahui gejala kekurangan kalsium, salah satunya adalah jika gusi sering terasa sakit, gusi berdarah, HB rendah, sering lesu, dan lainnya.
Vitamin C dan gula susu (laktosa) juga membantu penyerapan kalsium, sedangkan makan tinggi lemak, protein dan tinggi serat akan menurunkan penyerapannya.

  1. Vitamin B kompleks
Vitamin B kompleks mulai diberikan umur kehamilan lebih dari 32-36 minggu dengan dosis pemberian 2-3x per hari


  1. Vitamin B1
Mulai diberikan pada umur kehamilan 37 minggu dengan dosis 100-200 mg per hari.Vitamin B1 ini diperlukan untuk  merangsang saraf ada saat persalinan sehingga terjadinya his yang menandai persalinan.Sumbernya yaitu ; bekatul beras, ragi, sayur – sayuran, susu, kuning telur, dan hati.

  1. Vitamin B12
Vitamin B12 terdiri dari cincin forfirin, atom Co, basa dietilbenzimedazol, ribose dan asam fospat. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan anemia perniosa disamping bersifat megaloplastik juga disertai gangguan neurologik yang dapat menyebabkan kecacatan seumur hidup.Vitamin ini didapat dari makanan yang bersifat hewani seperti: hati, ginjal, lambung., kuning telur, susu kering bebas lemak, dan kepiting, kebutuhan vitamin ini akan meningkat selama kehamilan trimester kedua dan ketiga yakni ketika asupan energi meningkat. 

SYNTOCINON

 

1.     Nama Paten & Nama Dagang
            Tergolong oksitosin sintetik (generik). Nama paten yang lain:
  • Decatocin
  • Oxytocin
  • Pitogin
  • Piton-s

Obat ini merangsang otot polos uterus dan kelenjar mamae, fungsi perangsangan ini bersifat selektif dan cukup kuat. Pada kehamilan tua dan persalinan spontan, pemberian syntosinon meningkatkan kontraksi fundus uteri meliputi peningkatan frekuensi amplitudo dan lamanya kontraksi.
Syntosinon dianggap memberi kemudahan dalam persalinan serta memegang peranan penting dalam refleks ejeksi susu (laktogen) yang menyebabkan keluaran air susu. Syntosinon lebih baik dari Ergometrin karena kontraksi berlangsung lebih perlahan dan secara ritmis, diselingi fase istirahat. Digunakan pula sesudah persalinan guna mencegah perdarahan selanjutnya, untuk ini lebih dianjurkan ergometrin karena efeknya lebih cepat dan kontraksinya lebih kuat dan pesat. 
2.     Mekanisme / Cara Kerja
Bersama dengan faktor-faktor lainnya oksitosin memainkan peranan yang sangat penting dalam persalinan dan ejeksi ASI. Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan :
v  Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung pada otot polos maupun lewat peningkatan produksi prostaglandin
v  Konstriksi pembuluh darah umbilicus
v  Kontraksi sel-sel miopital ( refleks ejeksi ASI ) oksitosin bekerja pada reseptor hormone antidiuretik ( ADH )* untuk menyebabkan peningkatan
atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah 9 diastolik karena
terjadinya vasodilatasi retensi air.
·             Catatan : oksitosin dan hormone antidiuretik memiliki rumus bangun yang sangat mirip sehingga menjelaskan mengapa fungsi kedua substansi ini saling tumpang tindih.
Kerja oksitosin yang lain meliputi :
a)          kontraksi tuba falopi untuk membantu pengangkutan sperma
b)          luteolitis (involusi korpus luteum )
c)          peranan neurotransmitter yang lain dalam system saraf pusat.
Oksitosin disintesis dalam hipotalamus, kelenjar gonad, plasenta dan uterus. Mulai dari usia kehamilan 32 minggu dan selanjutnya, konsentrasi oksitosin dan demikian pula aktifitas uterus akan lebih tinggi pada malam harinya ( Hirst et al, 1993 ).
Pelepasan oksitosin endogenus ditingkatkan oleh :
·         Persalinan
·         Stimulasi serviks vagina atau payudara
·         Estrogen yang beredar dalam darah
·         Peningkatan osmolalitas / konsentrasi plasma
·         Volume carian yang rendah dalam sirkulasi darah
·         Stres.
Stres dalam persalinan dapat memacu partus presipitatus yang dikenal
dengan istilah refleks ejeksi fetus. Stres yang disebabkan oleh
tangisan bayi akan menstimulasi produksi ASI.
Pelepasan oksitosin disupresi oleh :
o    Alcohol
o    Relaksin
o    Penurunan osmolalitas plasma
o    Volume cairan yang tinggi dalam sirkulasi darah ( Graves, 1996 )
v    Indikasi
§        oksitosik
§        mengurangi pembengkakan payudara
v    Efek samping
o    Spasme uterus ( pada dosis rendah )
o    Hiper stimulasi uterus 9 membahayakan janin : kerusakan jaringan lunak / rupture uterus )
o    Keracunan cairan dan hiponatremia ( pada dosis besar )
o    Mual, muntah, aritmia, anafilaksis, ruam kulit, aplasia plasenta, emboli amnion.
o    Kontraksi pembuluh darah tali pusat
o    Kerja antidiuretik
o    Reaksi hipersensitifitas
v    Kontra indikasi
o    Kontraksi uterus hipertonik
o    Distress janin
o    Prematurisasi
o    Letak bayi tidak normal
o    Disporposi sepalo pelvis
o    Predisposisi lain untuk pecahnya rahim
o    Obstruksi mekanik pada jalan lahir
o    Preeklamsi atau penyakit kardiovaskuler atau pada ibu hamil yang berusia 35 tahun
o    Resistensi dan inersia uterus
o    Uterus yang starvasi
o    Gawat janin

3.     Farmakodinamika Oksitosin (Syntokinon)

Awitan kerja dari oksitosin yang diberikan secara intramuscular timbul 3-5 menit, waktu untuk mencapai puncak konsentrasi belum diketahui dan lama kerjanya adalah 2-3 jam. Awitan kerja dari oksitosin yang diberikan secara intravena terjadi segera, waktu untuk mencapai puncak konsentrasinya tidak diketahui dan lama kerjanya adalah 20 menit.

Obat diberikan secara intravena untuk menginduksi kehamilan atau mempercepat persalinan. Pitocin dicairkan dalam 1000 ml larutan Ringer Laktat sampai konsentrasinya 10 mU/ml. Cairan campuran ini diberikan melalui jalur intravena kedua dari cairan intravena kontrol. Dosis awal adalah 0,5 mu/menit dititrasi dengan kecepatan 0,2-2,5 mu setiap 15-30 menit sampai konsentrasi kira-kira terjadi setiap 3 menit dengan kualitas yang cukup.

Untuk pencegahan dan pengendalian perdarahan atoni uterus, 10 u oksitosin ditambahkan ke dalam 1 liter larutan dekstrose atau elektrolit (10 mu/ml) diinfuskan dengan kecepatan yang dapat mengendalikan atoni. Oksitosin diberikan secara intramuskuler 10 mu setelah plasenta lahir.


4.     Farmakokinetik Oksitosin (Syntokinon)

Oksitosin (Pitocin Syntokinon) diabsorpsi dengan baik oleh mukosa hidung ketika diberikan secara intranasal untuk mengeluarkan asi. Kemampuan mengikat proteinnya rendah dan waktu paruhnya 1-9 menit. Dimetabolisasi dengan cepat dan diekskresikan dalam hati (sumber Farmakologi Joycel Kee & Evelyn R. Hayes hal 635). Waktu paruh 1-20 menit kendati data-data farmakologis yang lebih mutakhir menunjukkan angka 15 menit (Gonser, 1995). Syntokinon akan dieleminasi dalam waktu 30-40 menit sesudah pemberian (Clayworth, 2000).


5.     DOSIS

  1. Induksi persalinan pada lemah uterus:
    • Infus intravena 1-4 mu/menit dinaikkan dalam interval tak kurang dari 20 menit sampai dicapai pola persalinan mirip persalinan normal (biasanya kurang dari 10 mu/menit untuk persalinan aterm).
    • Dosis maksimum 20 mu/menit (bila dibutuhkan dosis tinggi, gunakan larutan 10 unit/500 ml)
    • Jangan menggunakan total lebih dari 5 unit per hari (pengulangan pada hari berikutnya mulai lagi dengan 1-4 mu/menit). Monitor DJJ dan kuatnya kontraksi penting untuk menyesuaikan dosis dengan respon klinik. Bila ada gawat janin atau hipereaksi uterus, infus harus dihentikan.
  2. Bedah caesar : injeksi intravena lambat 5 unit segera setelah persalinan.
  3. Pencegahan perdarahan pasca persalinan : injeksi intravena lambat 5 unit setelah keluar plasenta.
    • Bila memang telah diberikan infus obat, percepat infus selama kala 3 dan beberapa jam berikutnya.
    • Dapat juga diberikan injeksi IM kombinasi oksitosin dan ergometrin.
  4. Perdarahan pasca persalinan: injeksi IV lambat 5 unit, diikuti dengan infus 5-20 unit dalam 500 ml glukosa 5% dengan kecepatan yang dianjurkan untuk atonia uterus.
  5. Abortus incomplete/ Missed abortion : 5 unit injeksi intravena lambat diikuti dengan infus 20-40 mu/menit.

Infus berkepanjangan dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kelebihan cairan dan hiponatremia. Untuk mencegah ini, gunakan cairan elektrolit (jangan glukosa), pekatnya larutannya, kurangi asupan cairan per oral, monitor cairan dan elektrolit.

- Oxytocin (Generik) Cairan Inj. 10 UI/ml (K)
- Oxytocin S (Ethica) Cairan Inj. 10 UI/ml (K)
- Piton S (Organon Indonesia) Cairan Inj. 10 UI/ml (K)
- Syntocinon (Novartis Switzerland) Cairan Inj. 10 UI/ml (K)

6.       Efek obat sintokinin

Jika suatu obat tidak memiliki efek samping maka diduga obat ini tak mempunyai efek utama. Pada hampir semua bahan obat harus diperhitungkan efek samping, yaitu kerja-kerja disamping (selain) kerja utamanya. Dapat berupa hal yang diinginkan atau tidak, merugikan ataupun sampai parah. Semua itu bergantung pada dosis dan jenis efek samping serta kondisi khusus.

Efek-efek maternal terlihat pada pemakaian IV yang mencakup hipotensi. Hipertensi, mual muntah, penurunan aliran darah uterus, ruam kulit serta anoreksia. Reaksi yang merugikan mencakup tetani uterus, anafilaksis, asfiksia, kejang, koma, perdarahan intracranial, intoksikasi air dan disritmia.

Pada janin, karena induksi motilitas uterus oksitosin dapat menyebabkan bradikardia, kontraksi ventrikel premature dan aritmia lain serta sangat jarang kematian janin, nilai apgar rendah, ikterik dan perdarahan retina telah dilaporkan terjadi neonatus.


ini tugas pertamaq d farmakologi,,,,sewaktu tingkat I