Selasa, 21 Desember 2010

Infeksi varisela

varisela terjadi pada kehamilan merupakan masalah penting, pada orang dewaasa terjadinya lebih berat dibandingkan masa anak-amnak, bahkandapat mengancam jiwa. varisella dapat menjadi lebih berat pada wanita jamil dibandingkan wanita yang tidak hamil, oleh karena pengaruh imunologi dimana pada wanita hamil terjadi penurunan imunitas baik humoral maupun selular.
virus varisela zoster menyebabkan terjadinya verimia selama infeksi primer, yang dapat menularkan virus pada janin secara transplasental atau secara asending melalui lesi pada jalan lahir. demikian pula, kontak langsung atau droplet saluran nafas dapat menyebabkan terjadinya infeksi setelah bayi lahir. saat terjadinya infeksi pada ibu sangat mempengaruhi resiko pada janin, dimana bisa terjadi kematian intrauterin atau kelainan yang berat (sindrome varisela kongenital)  pada janin.
metode yang baik untuk mengontrol virus ini, seperti terapi antiviral dengan acyclovir, imunisasi pasif dengan varisela zoster imunoglobulin (VZIG) dan menggunakan vaksin varisela hidup yang dilemahkan, telah menurunkan morbiditas perinatal dan postnatal virus ini. 
varisela disebabkan oleh varisela zoster virus (VZV), yang termasuk kelompok herpes virus dan merupakan salah satu virus yang paling sering dijumpai pada manusia. varisela meriupakan penyakit yang sangat menular tetapi juga tergantung pada kepekaan dari seseorang. infeksi primer viruas akann bermanifestasi sebagai varisela dan kemudian virus berada dalam keaadaan laten paada ganglion dorsal. reaktifasi infeksi akan bermanifestasi sebagai herpes zoster. transmisi atau penularan penyakit varisela ditularkan mealaui banyak cara yaitu melalui kontak langsung, perciikan lusdah, melaui udara, dan transplasental.
            ibu hamil yang terkena infeksi VZV primer dapat menularkan infeksi kepada janinnya secara transplasental selama fase viremia. resiko infeksi terhadap janin sulit ditentukan secara paasti tetapi infeksi ini biasanya asimptomatik. tidak setiap[ janin yang terinfeksi mengalami syndroma varisela, hanya kira-kira 3 dari 100 bayi yang dilahirkan mempunyai bentuk infeksi kongenital. malformasi kongenital yang disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster intrauterin sangat jarang terjadi.
Gejala
  • stadium prodromal
setelah masa inkubasi didapatkan gejala prodromal selama 1-2 hari berupa panas yang tidak terlalu tinggi, malaese, sakit kepala, anoreksia, raasa berat pada punggung dan kadang-kadang disertai sakit tenggorokan atau batuk kering.
  • stadium erupsi
timbul rash berupa macula eritema yang gatal pada punggung, wajah, kulit kepala dan menyebar secara sentripetal melibbatkan ekstrimitas. macula eritema akaan baerkembang denagn cepat menjadi papula kemerahan lalu menjadi vesikel kemudian pustule. vesikel dapat dengan mudah pecah serta mengering membentuk krista. sel.uruh perubahan ini terjadi dalam waktu 8-12 jam. dalam perjalanan penyakit didapatkan tanda yang khas yaitu terdapat bentuk papula, vesikel dan krusta. dalam waktu yang sama keaddan ini disebut polimorf. demam biasanya berlangsung selama 1-3 hari.
  • stadium penyembuhan
dalam waktu 6-8 hari demamakan menurun, formasi lesi baru menghilang, dan lesi lama berunbah menjadi krusta. selanjutnya krusta akan lepas dalam waktu 1-2 minggu tergnatung dalamnya kulit yang terkena dan meninggalkan bekas kemerahan yang akan menghilang secara bertahap.
VZV ditularkan melaui sekret saluran nafas yang terinfeksi dan melaui kontak langsung dengan lesi kulit. seorang individu dikatakan infeaksius sejak 2 hari sebelum onset timbulanya lesi sampai lesi telahmenjadi krusta6-7 hari kemudian. masa inkubasi 10-21 hari denagn rata-rata 15 hari. virus masuk kedalam tubuh umunya melalui saluran nafas, dimana infeksi primer terjadi pada mukosa saluran nafas atau konjungtiva. kemudian virus mengalami replikasi pada tempat tersebut selama 4-6 hari dan diikuti denagn transmisi sejumlah kecil virus melalui peredaran darah dan sistem limfatik keseluruh tubuh. setelah replikasi siklus kedua, satu minggu kemusian virus dilepaskan dalam jumlah besar (virenia sekunder) yang menyebabkan terjadinya demam dan malaese, kemudain virus dnegan cepat memaasuk jaringan kulit dan membran mukosa. pada saat virus terdapatt dalam kapiler dan memasuki epidermis muncul karakteristik visikel varisela pada kulit.