Kamis, 11 Agustus 2011

USAHAQ,,,,


Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas dengan Praktik Pijat, Studi dilakukan pada Ibi NIfas di Rumah Bersalin Bunda Setia tahun 2011


Abstract. Bunda Setia Maternity Clinic is health services since 1998 that provide infant massage services by empowering mothers after birth. In 2010, infant massage that has been given reached 498 people. According to the mothers opinion a massage that given to the babies fussy and sleep well. 
This study aims to analyze the relationship between knowledge and attitudes postpartum with infant massage practice in Bunda Setia Maternity Clinic. Observational analytic research methods to applied in this research is a cross sectional study. The study period from May to July 2011. Measurement of the level of knowledge using a questionnaire, attitude using the guidelines interviews and practice using a sheet observation of 39 respondents.
The results of research are 89,7% had good knowledge, have a positive attitude toward massage infants 51,3% and 79,5% of respondents full skilled do infant massage. There was a significant relationship between knowledge with the practice of infant massage where the meaning of relation is 0.415 or rather low. And there is a significant relationship between attitude with the practice of infant massage where the meaning of relation is 0.367 or lower connection. I recommend to all health workers who will provide infant massage services by empowering parents to provide education and infant massage training started from third-trimester of pregnanancy at least twice. Also recommend to do develop research using larger samples, controlling the characteristics and uses of existing instruments more optimal.

Key Word: knowledge; attitude; infant massage.

Pijat bayi merupakan terapi sentuh yang menggunakan permainan gerakan tangan.  Menurut Roesli (2008) pijat bayi adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia yang paling populer. Pemberian pijatan pada bayi dapat meningkatkan kemauan bayi untuk menghisap ASI dan meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Pijat bayi diharapkan dapat mempercepat penyembuhan pada bayi sakit dan mencegah terjadinya sakit pada bayi yang terlalu lama, sehingga angka kesakitan pada bayi berkurang.
Pijat bayi juga dapat meningkatkan tumbuh kembang, hal ini didukung oleh penelitian Florentina dan Aldy (dalam Subakti dan Deri, 2008) yang menemukan  bahwa pijat bayi mempersingkat masa tinggal bayi di rumah sakit (setelah dilahirkan) dengan pengurangan tiga hingga enam hari lebih cepat pulang dibandingkan dengan bayi-bayi tanpa pemijatan. Pijatan lembut pada tubuh bayi memberikan pengalaman positif yang luar biasa antara bayi dengan orangtuanya, meningkatkan fungsi motorik (memperkuat jalinan otot bayi yang mengalami down syndrome atau gangguan perkembangan mental).
Menurut penelitian Field dan Scafidi (Roesli, 2008) menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur (berat badan 1.280 g dan 1.176 g), yang dipijat tiga kali sehari selama 15 menit dalam waktu 10 hari, terjadi kenaikan berat badan 20%-47% lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak dipijat. Penelitian Dasuki (2007) tentang pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi memperoleh hasil bahwa pada kelompok kontrol, kenaikan berat badan sebesar 6,16%, sedangkan pada kelompok yang dipijat kenaikan berat badan 9,44%.
Rumah Bersalin Bunda Setia merupakan pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan pijat bayi sejak tahun 1998. Pada tahun 2010 bayi yang sudah diberikan pijatan sebanyak 498 orang. Pijat bayi diberikan pada bayi sebelum mandi pada pagi dan sore hari. Pijatan yang diberikan, menurut ibu membuat anaknya tidak rewel dan tidur lelap. Selain itu, Rumah Bersalin Bunda Setia memberdayakan ibu nifas dengan memberikan pendidikan setelah beberapa jam anaknya lahir.
Secara teori perubahan perilaku atau mengadopsi perilaku baru itu mengikuti tahap–tahap, yakni melalui proses perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), praktik (practice) (Notoatmodjo, 2003). Proses tersebut tidak selalu seperti teori diatas, penelitian Pratiwi (2008) menemukan bahwa pengetahuan ibu nifas tentang pijat bayi di Rumah Bersalin Bunda Setia sebagian besar dikategorikan tahu (86,05%), sikapnya sebagian besar dikategorikan positif (97,68%) namun lebih dari sebagian (65,11%)  ibu nifas di Rumah Bersalin Bunda Setia tidak terampil dalam melakukan pijat bayi. Dari hasil penelitian tersebut, peneliti ingin menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap ibu nifas dengan praktik pijat bayi di Rumah Bersalin Bunda Setia tahun 2011.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu nifas dengan praktik pijat bayi. Tujuan khusus penelitian ini adalah mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas tentang pijat bayi, mengidentifikasi sikap ibu nifas tentang pijat bayi, mengidentifikasi praktik ibu nifas tentang pijat, menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu nifas dengan praktik pijat bayi, menganalisis hubungan antara sikap ibu nifas dengan praktik pijat bayi Rumah Bersalin Bunda Setia.

Metode Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pada penelitian ini, dicari hubungan antara pengetahuan dengan praktik dan sikap dengan praktik dimana pengumpulan data dilakukan sekaligus pada suatu saat. Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Bunda Setia pada bulan Mei-Juni 2011. Unit analisis dalam penelitian ini adalah ibu nifas dan bayinya yang dirawat di Rumah Bersalin Bunda Setia yang memenuhi kriteria inklusi dalam kurun waktu penelitian dilaksanakan.Sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas dan bayinya yang dirawat di Rumah Bersalin Bunda Setia pada tahun 2011 yang memenuhi kriteria inklusi. Adapun jumlah kasus yang diperlukan menurut rumus Cochran (Arikunto, 2006) adalah 39 kasus.
Teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan consecutive sampling yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi (Sugiyono, 2000).
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang didapatkan dari pengisian kuisioner oleh responden secara langsung untuk pengumpulan data pengetahuan, wawancara terpimpin untuk pengumpulan data sikap ibu nifas tentang pijat bayi di Rumah Bersalin Bunda Setia, sedangkan praktik ibu nifas dalam melaksanakan pijat bayi diteliti melalui observasi dengan menggunakan check list. Responden ditemukan di Rumah Bersalin Bunda Setia dengan membuat perjanjian terlebih dahulu dengan ibu nifas saat ibu akan pulang. Persiapan melakukan pijat bayi disiapkan oleh peneliti. Sebelum pulang ibu nifas ditanya apakah bersedia menjadi responden penelitian. Apabila bersedia menjadi responden, maka dilanjutkan dengan penandatanganan inform consent. Setelah responden menandatangani inform consent, kemudian dilakukan pengisian kuisioner untuk mengumpulkan data pengetahuan dan wawancara terpimpin dengan menggunakan pedoman wawancara untuk mengetahui sikap responden. Data praktik diobservasi dengan menggunakan check list.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dalam empat tahap yaitu editing, coding, scoring dan entering. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat untuk menganalisis pengetahuan, sikap dan praktik pijat bayi selanjutnya dilakukan analisis bivariat untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan praktik, hubungan sikap dan praktik pijat bayi.

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Rumah Bersalin Bunda Setia berlokasi di Jl. Jepun Putih No. 2, Gatot Subroto Timur, Denpasar. Berdiri pada tahun 1996 dengan penanggung jawab dr. I Made Sarmadi, MARS. dan dipimpin oleh Bidan Ni Nyoman Suarti, A.Md.Keb. berdasarkan surat izin tetap (operasional) yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar nomor: 45/3/1292/DT/ DISPER/2011 masa berlakunya dari tanggal 8 Maret 2011 s.d 8 Maret 2016. Rumah Bersalin Bunda Setia merupakan unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, Keluarga Berencana (KB), pelayanan kesehatan umum, laboratorium sederhana serta program asuhannya yaitu senam hamil dan pijat bayi. Bimbingan pijat bayi dilaksanakan setiap hari pada ibu post partum dimana pertama kali ibu akan diberikan kesempatan melihat petugas melakukan pijatan pada bayinya, kemudian mamandikan bayi yang kedua, ibu diberikan kesempatan mencoba memijat bayinya sendiri, dst. Jumlah kunjungan ibu bersalin bulan Januari hingga Mei 2011 rata-rata 45 orang perbulan.
            Hasil pengamatan terhadap 39 responden berdasarkan variabel penelitian yaitu:
a.    Pengetahuan Responden tentang Pijat Bayi
Hasil perhitungan pengetahuan responden tentang pijat bayi berdasarkan indikator pengetahuan disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 1
Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pijat Bayi
No
Pengetahuan
f
%
1
2
Baik
Cukup
35
4
89,7
10,3

Total
39
100
Berdasarkan Tabel 1, pengetahuan responden tentang pijat bayi di rumah bersalin Bunda Setia dikategorikan baik sebanyak 35 orang (89,7%) dan cukup sebanyak empat orang (10,3%). Pengetahuan baik tentang pijat bayi ditunjang dari karakteristik responden yaitu sebagian besar berada pada kelompok yang berpendidikan SMA. Hal ini sesuai dengan Diknas RI (2003) yang menyatakan semakin tinggi tingkat pendidikan, maka tingkat pengetahuan, pemahaman, dan kepedulian terhadap suatu hal akan cenderung semakin tinggi. Dilihat dari paritas, responden yang memiliki pengetahuan baik sebagian besar multipara. Responden yang memiliki beberapa anak cenderung mempunyai pengalaman yang lebih banyak dalam memberikan perhatian dan asuhan. Pengalaman pribadi dalam bidang tertentu dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dan kemampuan. Pengalaman merupakan pendekatan yang penting dalam upaya memecahkan suatu masalah seperti melakukan pijat bayi (Notoatmodjo, 2003).
b.    Sikap Responden tentang Pijat Bayi
Sikap merupakan perasaan positif negatif yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek ataupun keadaan.
Tabel 2
Distribusi Sikap Responden tentang Pijat Bayi
No
Sikap
f
%
1
2
Positif
Negatif
20
19
51,3
48,7

Jumlah
39
100

Berdasarkan Tabel 2, 20 responden (51,3%) bersikap positif terhadap pijat bayi dan 19 responden (48,7%) memiliki sikap negatif terhadap pijat bayi. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama serta emosi dalam diri individu (Azwar, 2003). Dalam hal ini sikap responden dalam melakukan pijat bayi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kebudayaan dan sumber informasi.


c.         Praktik Responden tentang Pijat Bayi
Tabel 3
Distribusi Praktik Responden tentang Pijat Bayi
No
Praktik
f
%
1
2
Terampil
Kurang Terampil
31
8
79,5
20,5

Jumlah
39
100

Berdasarkan Tabel 3, responden yang terampil melakukan pijat bayi sebanyak 31 orang (79,5%), sedangkan yang responden yang kurang terampil delapan orang (20,5%). Responden yang terampil sebagian besar berasal dari pendidikan SMA dan multipara. Dalam penelitian ini sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (2003) semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah orang tersebut menerima informasi. Pengalaman merupakan pendekatan yang penting dalam upaya memecahkan suatu masalah seperti melakukan pijat bayi (Notoatmodjo, 2003). Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa ibu multipara sebagian besar lebih terampil melakukan pijat bayi.
d. Hubungan antara Pengetahuan Responden dengan Pijat bayi
Tabel 4
Hubungan antara Pengetahuan Responden dengan Praktik Pijat Bayi
Pengetahuan
Praktik
p value
CC
Terampil
Kurang Terampil
Baik
30
5
0,022
0,415
Cukup
  1
3

Berdasarkan Tabel 4, responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang pijat bayi di rumah bersalin Bunda Setia yang terampil melakukan pijat bayi sebanyak 30 orang dan sebanyak lima orang kurang terampil. Responden dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak satu orang terampil melakukan pijat bayi dan tiga orang kurang terampil. Dari hasil pengamatan tersebut ditemukan nilai expected cell responden yang memiliki pengetahuan cukup dan terampil serta pengetahuan cukup dan kurang terampil kurang dari lima sehingga digunakan uji alternatif Fisher’s Exact Test. Dari hasil uji Fisher’s Exact Test diperoleh p value 0,022 dan hasil uji Contingency Coefficient diperoleh kemaknaan hubungan 0,415. Berdasarkan uji statistik Fisher’s Exact Test diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara pengetahuan responden dengan praktik pijat bayi di Rumah Bersalin Bunda Setia dengan makna hubungan 0,415 atau agak rendah. Menurut Notoadmodjo (2003), semakin tinggi pengetahuan seseorang semakin mudah untuk menerima hal–hal yang baru, apabila pengetahuan kurang akan lebih sulit untuk bersikap dan bertindak. Dari pengalaman dan pendidikan ternyata apabila perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif, maka perilaku tersebut akan menjadi baik. Perilaku jika tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka perilaku tersebut  tidak berlangsung lama. Dalam hal ini, responden yang memiliki pengetahuan baik tentang pijat bayi akan lebih terampil memijat bayinya. Sedangkan, responden yang kurang pengetahuannya kurang terampil melakukan pijat bayi.
e.       Hubungan antara Sikap Responden dengan Pijat bayi
Tabel 5
Hubungan antara Sikap Responden dengan Praktik Pijat Bayi
Sikap
Praktik
p value
CC
Terampil
Kurang Terampil
Positif
19
1
0,020
0,367
Negatif
12
7

Berdasarkan Tabel 5,  responden yang memiliki sikap positif tentang pijat bayi sebanyak 20 orang, terdiri dari 19 orang terampil dan satu orang kurang terampil dalam melakukan pijat bayi. Kemudian responden yang memiliki sikap negatif tentang pijat bayi yaitu 12 orang terampil serta tujuh orang kurang terampil. Dari hasil pengamatan tersebut ditemukan nilai expected cell responden yang memiliki sikap positif dan kurang terampil serta sikap negatif dan kurang terampil kurang dari lima sehingga digunakan uji alternatif Fisher’s Exact Test. Dari hasil uji Fisher’s Exact Test diperoleh p value 0,020 dan hasil uji Contingency Coefficient diperoleh 0,367.
Berdasarkan uji statistik Fisher’s Exact Test diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap responden dengan praktik pijat bayi di Rumah Bersalin Bunda Setia dengan makna hubungan 0,367 atau rendah. Dapat diartikan semakin positif sikap responden tentang pijat bayi, maka semakin terampil melakukan pijat bayi begitu sebaliknya.
Jika dianalisis hubungan pengetahuan dengan praktik dan hubungan sikap dengan praktik, walaupun agak rendah dari analisis tersebut dapat diketahui ada perbedaan kemaknaan dari kedua hubungan tersebut. Hubungan pengetahuan dengan praktik lebih bermakna daripada hubungan sikap dengan praktik, dengan selisih kemaknaan 0,048. Rendahnya kemaknaan hubungan ini diasumsikan karena kelemahan penelitian ini yaitu jumlah sampel yang relatif kecil, instrumen penelitian yang kurang optimal, serta karakteristik responden yang heterogen dan tidak dikelompokkan.

Kesimpulan dan Saran
Mengingat adanya hubungan tersebut, untuk kesiapan responden yang lebih baik sehingga dapat melakukan pijat bayi dengan baik, maka penulis menyarankan kepada petugas kesehatan yang akan memberikan pelayanan pijat bayi dengan memberdayakan orang tua agar memberikan pendidikan dan pelatihan pijat bayi sejak ibu hamil pada trimester III minimal dua kali. Apabila memungkinkan ibu hamil diorientasikan pada ibu nifas yang sedang memijat bayi sehingga saat ibu tersebut melahirkan sudah siap melakukan pijat bayi. Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini diharapkan untuk mengembangkan penelitian dengan menggunakan sampel yang lebih besar, mengendalikan karakteristik yang ada dan menggunakan instrumen yang lebih optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V, Jakarta : Rineka putra

______, 2005, Manajemen Penelitian, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta
______, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi VI, Jakarta: Rineka Cipta

Asnawi, Y., 2008, Prestasi Belajar (online), available: http://www.scribd.com/doc/17318020/Prestasi-Belajar-Kajian-Teoritis, (22 Maret 2011)

Azwar, S, 2003, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Badan Pusat Statistik, 2009, Angka Kematian Bayi, (online), available: http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/922/938/, (28 Februari 2011)

Cunningham, F., 2005, Obstetri William, Jilid Pertama, Edisi Kelima, Jakarta: EGC

Diknas RI, 2003, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jendral Departemen Pendidikan Nasional

Hadi, S., 2002, Statistik Jilid II, Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Hasan, I., 2010, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta: PT. Bumi Aksara

Khomsan, 2008, Metode Penelitian (online), available: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-leilanisya-5085-4-babiii.pdf, ( 3 Maret 2011)

Mubarak, W.I., 2006, Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2, Teori dan Aplikasi dalam Praktik, Jakarta: CV Sagung Seto

Notoatmodjo, S., 2002, Metodelogi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta
______, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Rineka Cipta
______, S., 2005, Metodelogi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta
______2010, Metodelogi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam, 2001, Pendekatan Praktis Metodologi Keperawatan, Jakarta: CV. Infomedika

Roesli, U., 2008, Pedoman Pijat Bayi, Jakarta: PT. Trubus Agriwidya
Pratiwi, E., 2008, Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Praktik Ibu Nifas tentang Pijat Bayi di Rumah Bersalin Bunda Setia tahun 2008, Poltekkes Denpasar (tidak dipublikasikan)

Purwanto, S., 2008, Sikap Kerja Perawat (online), available: http://klinis.wordpress.com/2008/01/02/sikap-kerja-perawat/, (21 Maret 2011)

Saifuddin, A., 2008, Sikap Manusia, Teori, dan Pengukurannya, Edisi Ke-2, Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Saleha, S., 2009, Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, Jakarta: Salemba Medika

Stalker, P., 2008, Kita Suarakan MDGs Demi Pencapaiannya di Indonesia (online), available: http://www.undp.or.id/pubs/docs/Let%20Speak%20Out%20for%20MDGs%20-%20ID.pdf, (23 Februari 2011)

Subakti, Y. dan Deri R., 2008, Keajaiban Pijat Bayi & Balita, Jakarta: PT Wahyu Media

Sugiyono, 2000, Statistika untuk Penelitian, Jakarta: Alfabeta

Sulatni, F., 2008, Strategi Percepatan Penurunan Angka Kematian Bayi dan Balita dan Dukungan Lintas Program (online), available: http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/4c1ccded6dd3345fc141ada35465ad8119356ac6.pdf, (18 Februari 2011)