Rabu, 13 Oktober 2010

SYNTOCINON

 

1.     Nama Paten & Nama Dagang
            Tergolong oksitosin sintetik (generik). Nama paten yang lain:
  • Decatocin
  • Oxytocin
  • Pitogin
  • Piton-s

Obat ini merangsang otot polos uterus dan kelenjar mamae, fungsi perangsangan ini bersifat selektif dan cukup kuat. Pada kehamilan tua dan persalinan spontan, pemberian syntosinon meningkatkan kontraksi fundus uteri meliputi peningkatan frekuensi amplitudo dan lamanya kontraksi.
Syntosinon dianggap memberi kemudahan dalam persalinan serta memegang peranan penting dalam refleks ejeksi susu (laktogen) yang menyebabkan keluaran air susu. Syntosinon lebih baik dari Ergometrin karena kontraksi berlangsung lebih perlahan dan secara ritmis, diselingi fase istirahat. Digunakan pula sesudah persalinan guna mencegah perdarahan selanjutnya, untuk ini lebih dianjurkan ergometrin karena efeknya lebih cepat dan kontraksinya lebih kuat dan pesat. 
2.     Mekanisme / Cara Kerja
Bersama dengan faktor-faktor lainnya oksitosin memainkan peranan yang sangat penting dalam persalinan dan ejeksi ASI. Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan :
v  Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung pada otot polos maupun lewat peningkatan produksi prostaglandin
v  Konstriksi pembuluh darah umbilicus
v  Kontraksi sel-sel miopital ( refleks ejeksi ASI ) oksitosin bekerja pada reseptor hormone antidiuretik ( ADH )* untuk menyebabkan peningkatan
atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah 9 diastolik karena
terjadinya vasodilatasi retensi air.
·             Catatan : oksitosin dan hormone antidiuretik memiliki rumus bangun yang sangat mirip sehingga menjelaskan mengapa fungsi kedua substansi ini saling tumpang tindih.
Kerja oksitosin yang lain meliputi :
a)          kontraksi tuba falopi untuk membantu pengangkutan sperma
b)          luteolitis (involusi korpus luteum )
c)          peranan neurotransmitter yang lain dalam system saraf pusat.
Oksitosin disintesis dalam hipotalamus, kelenjar gonad, plasenta dan uterus. Mulai dari usia kehamilan 32 minggu dan selanjutnya, konsentrasi oksitosin dan demikian pula aktifitas uterus akan lebih tinggi pada malam harinya ( Hirst et al, 1993 ).
Pelepasan oksitosin endogenus ditingkatkan oleh :
·         Persalinan
·         Stimulasi serviks vagina atau payudara
·         Estrogen yang beredar dalam darah
·         Peningkatan osmolalitas / konsentrasi plasma
·         Volume carian yang rendah dalam sirkulasi darah
·         Stres.
Stres dalam persalinan dapat memacu partus presipitatus yang dikenal
dengan istilah refleks ejeksi fetus. Stres yang disebabkan oleh
tangisan bayi akan menstimulasi produksi ASI.
Pelepasan oksitosin disupresi oleh :
o    Alcohol
o    Relaksin
o    Penurunan osmolalitas plasma
o    Volume cairan yang tinggi dalam sirkulasi darah ( Graves, 1996 )
v    Indikasi
§        oksitosik
§        mengurangi pembengkakan payudara
v    Efek samping
o    Spasme uterus ( pada dosis rendah )
o    Hiper stimulasi uterus 9 membahayakan janin : kerusakan jaringan lunak / rupture uterus )
o    Keracunan cairan dan hiponatremia ( pada dosis besar )
o    Mual, muntah, aritmia, anafilaksis, ruam kulit, aplasia plasenta, emboli amnion.
o    Kontraksi pembuluh darah tali pusat
o    Kerja antidiuretik
o    Reaksi hipersensitifitas
v    Kontra indikasi
o    Kontraksi uterus hipertonik
o    Distress janin
o    Prematurisasi
o    Letak bayi tidak normal
o    Disporposi sepalo pelvis
o    Predisposisi lain untuk pecahnya rahim
o    Obstruksi mekanik pada jalan lahir
o    Preeklamsi atau penyakit kardiovaskuler atau pada ibu hamil yang berusia 35 tahun
o    Resistensi dan inersia uterus
o    Uterus yang starvasi
o    Gawat janin

3.     Farmakodinamika Oksitosin (Syntokinon)

Awitan kerja dari oksitosin yang diberikan secara intramuscular timbul 3-5 menit, waktu untuk mencapai puncak konsentrasi belum diketahui dan lama kerjanya adalah 2-3 jam. Awitan kerja dari oksitosin yang diberikan secara intravena terjadi segera, waktu untuk mencapai puncak konsentrasinya tidak diketahui dan lama kerjanya adalah 20 menit.

Obat diberikan secara intravena untuk menginduksi kehamilan atau mempercepat persalinan. Pitocin dicairkan dalam 1000 ml larutan Ringer Laktat sampai konsentrasinya 10 mU/ml. Cairan campuran ini diberikan melalui jalur intravena kedua dari cairan intravena kontrol. Dosis awal adalah 0,5 mu/menit dititrasi dengan kecepatan 0,2-2,5 mu setiap 15-30 menit sampai konsentrasi kira-kira terjadi setiap 3 menit dengan kualitas yang cukup.

Untuk pencegahan dan pengendalian perdarahan atoni uterus, 10 u oksitosin ditambahkan ke dalam 1 liter larutan dekstrose atau elektrolit (10 mu/ml) diinfuskan dengan kecepatan yang dapat mengendalikan atoni. Oksitosin diberikan secara intramuskuler 10 mu setelah plasenta lahir.


4.     Farmakokinetik Oksitosin (Syntokinon)

Oksitosin (Pitocin Syntokinon) diabsorpsi dengan baik oleh mukosa hidung ketika diberikan secara intranasal untuk mengeluarkan asi. Kemampuan mengikat proteinnya rendah dan waktu paruhnya 1-9 menit. Dimetabolisasi dengan cepat dan diekskresikan dalam hati (sumber Farmakologi Joycel Kee & Evelyn R. Hayes hal 635). Waktu paruh 1-20 menit kendati data-data farmakologis yang lebih mutakhir menunjukkan angka 15 menit (Gonser, 1995). Syntokinon akan dieleminasi dalam waktu 30-40 menit sesudah pemberian (Clayworth, 2000).


5.     DOSIS

  1. Induksi persalinan pada lemah uterus:
    • Infus intravena 1-4 mu/menit dinaikkan dalam interval tak kurang dari 20 menit sampai dicapai pola persalinan mirip persalinan normal (biasanya kurang dari 10 mu/menit untuk persalinan aterm).
    • Dosis maksimum 20 mu/menit (bila dibutuhkan dosis tinggi, gunakan larutan 10 unit/500 ml)
    • Jangan menggunakan total lebih dari 5 unit per hari (pengulangan pada hari berikutnya mulai lagi dengan 1-4 mu/menit). Monitor DJJ dan kuatnya kontraksi penting untuk menyesuaikan dosis dengan respon klinik. Bila ada gawat janin atau hipereaksi uterus, infus harus dihentikan.
  2. Bedah caesar : injeksi intravena lambat 5 unit segera setelah persalinan.
  3. Pencegahan perdarahan pasca persalinan : injeksi intravena lambat 5 unit setelah keluar plasenta.
    • Bila memang telah diberikan infus obat, percepat infus selama kala 3 dan beberapa jam berikutnya.
    • Dapat juga diberikan injeksi IM kombinasi oksitosin dan ergometrin.
  4. Perdarahan pasca persalinan: injeksi IV lambat 5 unit, diikuti dengan infus 5-20 unit dalam 500 ml glukosa 5% dengan kecepatan yang dianjurkan untuk atonia uterus.
  5. Abortus incomplete/ Missed abortion : 5 unit injeksi intravena lambat diikuti dengan infus 20-40 mu/menit.

Infus berkepanjangan dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kelebihan cairan dan hiponatremia. Untuk mencegah ini, gunakan cairan elektrolit (jangan glukosa), pekatnya larutannya, kurangi asupan cairan per oral, monitor cairan dan elektrolit.

- Oxytocin (Generik) Cairan Inj. 10 UI/ml (K)
- Oxytocin S (Ethica) Cairan Inj. 10 UI/ml (K)
- Piton S (Organon Indonesia) Cairan Inj. 10 UI/ml (K)
- Syntocinon (Novartis Switzerland) Cairan Inj. 10 UI/ml (K)

6.       Efek obat sintokinin

Jika suatu obat tidak memiliki efek samping maka diduga obat ini tak mempunyai efek utama. Pada hampir semua bahan obat harus diperhitungkan efek samping, yaitu kerja-kerja disamping (selain) kerja utamanya. Dapat berupa hal yang diinginkan atau tidak, merugikan ataupun sampai parah. Semua itu bergantung pada dosis dan jenis efek samping serta kondisi khusus.

Efek-efek maternal terlihat pada pemakaian IV yang mencakup hipotensi. Hipertensi, mual muntah, penurunan aliran darah uterus, ruam kulit serta anoreksia. Reaksi yang merugikan mencakup tetani uterus, anafilaksis, asfiksia, kejang, koma, perdarahan intracranial, intoksikasi air dan disritmia.

Pada janin, karena induksi motilitas uterus oksitosin dapat menyebabkan bradikardia, kontraksi ventrikel premature dan aritmia lain serta sangat jarang kematian janin, nilai apgar rendah, ikterik dan perdarahan retina telah dilaporkan terjadi neonatus.


ini tugas pertamaq d farmakologi,,,,sewaktu tingkat I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar